Pilihan Pembiayaan Properti: Membeli Rumah Baru atau Merenovasi yang Lama?

Pilihan Pembiayaan Properti: Membeli Rumah Baru atau Merenovasi yang Lama?
Sumber : Pexels

Pilihan pembiayaan properti cukup beragam. Ada yang bisa digunakan untuk membeli rumah baru, rumah bekas, rumah inden, rumah take over, dan bahkan untuk renovasi rumah. Dalam artikel kali ini, kita akan lebih fokus ke pembiayaan untuk membeli rumah baru dan renovasi rumah.

Kedua opsi tersebut kerap membuat banyak orang bingung. Pasalnya, membeli rumah baru dan merenovasi rumah lama membutuhkan biaya yang tak sedikit. Renovasi tak hanya dilakukan karena hunian sudah mulai rusak, tetapi juga untuk memperbarui desain rumah.

Sementara itu, kalau membeli rumah, kamu baru harus mempertimbangkan banyak hal—mulai dari arsitektur, lokasi, dan lingkungan rumah. Jadi, mana yang lebih baik? Mengajukan pembiayaan untuk memperbaiki rumah lama atau beli baru?

Beli Rumah Baru vs Renovasi Rumah Lama

Pembiayaan Properti
Sumber : Pexels

Membeli rumah baru dan merenovasi rumah lama sama-sama ada untung dan ruginya. Mana yang terbaik sangat ditentukan pada kebutuhanmu sendiri. Untuk membantu menentukan pilihan yang tepat, simak beberapa poin pertimbangan di bawah ini.

1. Cari tahu apa yang sebenarnya kamu butuhkan di dalam rumah

Beli rumah baru atau renovasi hunian lama? Coba pikirkan terlebih dahulu apa sih yang sebenarnya kamu butuhkan dan inginkan di dalam sebuah hunian. Perhatikan rumah yang kamu tempati sekarang dan coba temukan hal-hal yang tidak kamu sukai sehingga ingin kamu ubah. Perhatikan pula apakah ada hal yang kamu butuhkan tetapi tidak ada di rumahmu sekarang.

Kebutuhan penghuni rumah dapat dijadikan tolak ukur untuk mewujudkan hunian impian. Rumah dengan desain minimalis yang dihuni oleh satu orang tentu akan berbeda dengan rumah untuk pasutri dengan dua orang anak. Makin banyak anak, pastinya butuh banyak ruang kamar.

Adanya kebutuhan untuk menciptakan ruang baru dapat dijadikan pertimbangan untuk merenovasi rumah atau membeli baru. Bila hunian tidak bisa diperluas atau struktur bangunan kurang memadai untuk dibuat bertingkat, membeli rumah baru adalah pilihan yang tepat.

2. Berapa anggaran yang kamu miliki

Anggaran biaya adalah hal yang paling krusial dalam membeli atau merenovasi rumah. Memang benar kamu akan mengajukan pembiayaan. Namun, bukan berarti semuanya gratis. Kalau mau membeli rumah dengan program pembiayaan, kamu harus menyiapkan anggaran untuk uang muka.

Besar kecilnya uang muka tergantung pada harga total rumah, jangka waktu kredit, dan suku bunga bank sentral. Belum lagi biaya-biaya lain, seperti biaya untuk pengurusan dokumen jual beli rumah.

Lantas, apakah renovasi rumah lebih murah? Belum tentu, semua tergantung tingkat perbaikan rumah yang akan dijalankan. Bila akan dirombak secara besar-besaran, biayanya bisa saja menyetarai separuh harga rumah baru di perumahan bersubsidi. Di sinilah fungsi pembiayaan properti untuk renovasi rumah.

Hanya saja, pengajuan pembiayaan untuk perbaikan rumah membutuhkan agunan. Biasanya adalah sertifikat tanah namun ada juga yang menggabungkannya dengan surat kendaraan bermotor. Tujuannya agar mendapat bantuan pembiayaan yang lebih besar. Namun, perlu diketahui bahwa maksimal pembiayaan adalah 40% gaji bulanan calon nasabah.

3. Waktu untuk renovasi atau pembangunan rumah (bila beli rumah inden)

Waktu menjadi aspek yang harus dipertimbangkan dalam merenovasi hunian. Membeli rumah baru juga demikian, terutama jika yang dibeli adalah rumah inden. Otomatis harus menunggu pembangunan rumah selesai.

Pada umumnya, renovasi rumah dapat berlangsung sekitar satu hingga dua bulan. Tentunya, proyek seperti ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Belum lagi kalau harus dibongkar total, mau tidak mau kamu harus mengungsi ke rumah saudara atau orang tua.

Sementara itu, waktu yang diperlukan untuk menunggu selesainya pembangunan rumah inden tentunya lebih lama. Kalaupun mau membeli rumah jadi, kamu masih harus membangun area dapur. Hal ini tak hanya berlaku pada perumahan bersubsidi, tetapi juga unit-unit di perumahan konvensional.

4. Waktu tinggal di rumah yang sekarang

Kira-kira sudah berapa lama kamu tinggal di rumahmu yang sekarang? Apakah kamu punya rencana untuk tinggal selamanya di rumah yang sekarang atau tidak? Kalau tidak, kamu bisa memperbaiki beberapa bagian rumah yang menurutmu masih kurang nyaman. 

Terlebih lagi,, kalau kamu punya rencana untuk beli rumah baru, rumah yang sekarang tentu tak perlu diperbaiki secara total—kecuali, kalau kamu memang ingin tinggal selamanya di rumah tersebut. Tentunya akan ada waktu di mana kamu harus melakukan renovasi besar-besaran agar hunian tetap nyaman. 

5. Apakah rumah lama kondusif untuk dilakukan renovasi

Renovasi butuh banyak pertimbangan, termasuk mengenai kondisi bangunan rumah kamu sendiri. Sama seperti poin pertama, jika struktur rumah tidak memungkinkan untuk dijadikan bertingkat atau sudah tidak bisa diperluas lagi, maka renovasi bukan opsi yang tepat.

Sekalipun kamu ingin mengubah konstruksi rumah secara total, tetapi fondasi tidak bisa diubah, renovasi tetap tidak bisa dijalankan. Ini lantaran biayanya yang dibutuhkan nanti hampir menyetarai harga rumah baru dengan desain dan konstruksi yang masih baru. 

6. Bagaimana lingkungan rumah yang sekarang

Apakah kamu nyaman tinggal di lingkungan rumahmu saat ini? Apakah lokasinya dekat dengan tempat kerja dan sekolah anak-anak? Kalau lingkungan rumah sekarang sudah nyaman untuk kamu dan keluarga, maka renovasi adalah opsi yang tepat.

Sebaliknya, kalau lingkungannya kurang kondusif, ada baiknya untuk membeli rumah baru saja. Upayakan untuk mencari lokasi rumah yang tak begitu jauh dari lokasi kerja, kawasan pendidikan, pusat perbelanjaan, dan fasilitas kesehatan.

Jadi, Beli Rumah atau Renovasi Rumah Lama?

Pembiayaan Properti
Sumber : Pexels

Jawabannya tergantung pada kebutuhan dan keinginan kamu sendiri. Baik renovasi maupun membeli rumah baru, keduanya ada keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Kalau pilih renovasi dan ingin mengajukan pembiayaan, pastikan kamu punya aset selain rumah untuk dijadikan agunan.

Sebelum mengajukan pembiayaan untuk renovasi, pastikan kamu sudah melakukan anggaran estimasi biaya perbaikan rumah. Sebab, penyedia pembiayaan hanya bisa memberikan bantuan dana maksimal sebesar 40% dari gaji kamu per bulan. Makin kecil penghasilan kamu, makin kecil pula pembiayaan yang bisa kamu dapatkan.

Sementara itu, kalau mau membeli rumah, maka kamu harus menyiapkan dana sebagai uang muka. Hal ini berlaku untuk semua jenis pembiayaan kepemilikan rumah. Di samping itu, kalau kamu membeli rumah inden, kamu harus menunggu lama hingga rumah selesai dibangun. Belum lagi, kalau beli rumah second, ada kemungkinan kamu tetap harus memperbaiki rumah tersebut.

Jadi, itu tadi informasi seputar pilihan pembiayaan properti untuk renovasi dan beli rumah baru. Poin-poin di atas dapat kamu jadikan faktor pertimbangan guna membantu menentukan keputusan yang tepat.

Leave a Reply