Properti adalah salah satu sektor industri yang menjadi penopang perekonomian suatu bangsa. Properti juga menjadi fondasi pembangunan infrastruktur negara. Pada tahun 2024, sektor properti di Indonesia menunjukkan adanya perkembangan yang cukup membanggakan.
Meskipun kondisi ekonomi global masih tidak menentu, Indonesia tampaknya berhasil menunjukkan pertumbuhan positif di sektor properti. Hal ini tak lepas dari efek stabilitas ekonomi dalam negeri, tinggi kepercayaan investor, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri properti.
Pada paruh pertama tahun 2024, nilai investasi di sektor properti di Indonesia berhasil menyentuh angka Rp29,4 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa sektor properti mengalami pertumbuhan sebesar 6% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selain itu, pertumbuhan ini juga menjadi gambaran nyata bahwa sektor properti dalam negeri tetap menarik di mata para investor meskipun negara berada di tengah tantangan ekonomi global.
Seperti yang disinggung di atas, peningkatan angka investasi ini tak terjadi begitu saja. Banyak faktor yang mendorong peningkatan investasi di sektor properti domestik. Salah satu faktor tersebut adalah tingkat kepercayaan investor yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari indeks transparansi properti Indonesia yang meroket secara cukup signifikan.
Menurut laporan Indeks Transparansi Real Estate Global (GRETI) periode 2022-2024 yang dipublikasikan oleh LaSalle dan JLL, Indonesia menjadi negara di peringkat ke-40 dunia dengan indeks transparansi investasi sebesar 2,81.
Posisi tersebut menunjukkan bahwa investasi properti di Indonesia masuk dalam kategori semi-transparan. Kendati demikian, posisi Indonesia masih lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Filipina. Namun sayangnya, Indonesia masih berada di bawah Malaysia dan Thailand dalam kategori transparansi investasi.
Selain karena transparansi investasi, faktor lain yang mendorong pencapaian ini adalah adanya bonus demografi yang cukup besar di Indonesia. Data menunjukkan bahwa populasi generasi muda yang terus mengalami peningkatan turut mendorong angka permintaan akan properti hunian, khususnya di kota-kota besar.
Kondisi tersebut juga didukung oleh berbagai proyek infrastruktur pemerintah yang terus berkembang. Adapun proyek yang dimaksud antara lain adalah jalan tol, jaringan transportasi umum, bandara, dan masih banyak lagi. Infrastruktur publik ini memberikan kemudahan akses ke kawasan-kawasan pemukiman baru dan juga meningkatkan nilai properti.
Bukan hanya pertumbuhan nilai investasi, capaian ini juga menunjukkan harapan kuat untuk masa depan sektor properti di Indonesia. Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia melalui Kompas.com, menyampaikan bahwa pertumbuhan industri properti di Tanah Air menunjukkan adanya kepercayaan yang cukup tinggi dari para investor terhadap masa depan ekonomi negara ini.
Farazia juga menambahkan bahwa demografi yang disokong oleh perkembangan infrastruktur secara masif, adopsi teknologi secara besar-besaran, dan komitmen kuat terhadap keberlanjutan diharapkan juga bisa menutup kesenjangan transparansi di Indonesia.
Bila pemerintah dan swasta terus fokus pada transparansi investasi, otomatis banyak investor asing maupun lokal yang merasa lebih yakin untuk menanamkan aset mereka. Selain itu, keberadaan regulasi yang jelas dan standar pelaporan yang jauh lebih transparan juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan sekaligus likuiditas pasar.
Richard Bloxam, CEO Capital Markets JLL, melalui Kompas.com menyampaikan bahwa tantangan eksternal seperti kondisi geopolitik di sejumlah negara dan pemilu global sama sekali tidak mengganggu perhatian pada sektor properti. Justru hal tersebut membuat para investor makin menginginkan adanya transparansi dan kestabilan.
Dukungan kuat dari pihak pemerintah juga memainkan peran krusial dalam menjaga pertumbuhan ini. Program stimulus seperti dilonggarkannya rasio Loan to Value (LTV) dan Financial to Value (FTV) mencapai 100% serta adanya kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk properti jenis rumah mencapai harga Rp5 miliar menjadi faktor pendorong yang cukup signifikan.
Langkah-langkah tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus mendorong jumlah permintaan properti. Kedua hal ini pada akhirnya dapat memperkuat pasar dengan menarik banyak investasi.
Dari ulasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi di sektor properti Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan adanya pencapaian yang cukup membanggakan. Dengan pertumbuhan nilai investasi mencapai Rp29,4 triliun pada paruh pertama tahun 2024 dan adanya peningkatan transparansi yang terus diusahakan, sektor properti di Tanah Air dapat terus mengalami pertumbuhan dan pada akhirnya menjadi salah satu tonggak penting dalam perekonomian negara.
Dukungan aktif dari pemerintah, adanya bonus demografi, dan inovasi di bidang teknologi juga menjadi fondasi kuat yang mendorong pertumbuhan bisnis properti secara berkelanjutan. Meskipun masih harus menghadapi tantangan eksternal, seperti geopolitik dan ekonomi global, masa depan sektor properti di Indonesia tampaknya menunjukkan harapan yang cerah.
Ditambah lagi adanya Program 3 Juta Rumah dari Presiden Prabowo, hal ini turut mendorong pertumbuhan properti residensial hingga 5 tahun mendatang. Hal ini pada akhirnya juga dapat meningkatkan daya tarik investor dalam negeri.