Selamat buat kamu yang baru saja masuk dunia kerja dan dapat gaji pertama. Pasti rasanya senang sekali kan bisa mencari penghasilan sendiri? Akhirnya, kamu bisa membeli barang impian, makan di tempat yang selama ini hanya bisa kamu lihat di media sosial, atau bahkan merencanakan liburan pertama dengan uang sendiri.
Eits, tetapi tunggu dulu! Jangan sampai rasa euforia ini membuat kamu terjerumus dalam pola hidup boros. Banyak first jobber yang kerap merasa kaya di awal bulan tetapi malah justru kehabisan uang bahkan sebelum gajian berikutnya. Tak jarang, mereka juga mengabaikan pentingnya tabungan dan investasi yang seharusnya mulai dipikirkan sejak dini.
Nah, agar kamu tidak terjebak dalam masalah keuangan di masa depan, yuk pelajari terlebih dahulu beberapa tantangan finansial yang kerap dihadapi oleh first jobber dan strategi untuk mengatasinya.
Menjadi seorang first jobber berarti kamu baru saja memasuki babak baru dalam hidup yang penuh dengan tantangan, termasuk dalam hal keuangan. Berikut masalah finansial yang bakal sering kamu hadapi:
Secara harfiah, hal ini berarti hidup dari gaji ke gaji. Tak sedikit first jobber yang merasa gaji mereka cukup besar di awal bulan, tetapi tiba-tiba habis bahkan sebelum akhir bulan. Hal ini kerap terjadi karena adanya kebiasaan tidak mencatat pengeluaran dan kurangnya kendali terhadap pengeluaran karena dorongan impulsif.
Tanpa adanya tujuan keuangan yang jelas, maka kamu akan cenderung membelanjakan uang sesuka hati. Padahal, memiliki target keuangan seperti dana pensiun, dana darurat, atau bahkan investasi bisa membantu kamu membangun masa depan yang lebih stabil.
Masih banyak anak muda yang berpikir bahwa dana darurat tidak terlalu dibutuhkan. Namun, ketika terjadi sesuatu yang tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau mengalami kondisi darurat medis, barulah mereka sadar betapa pentingnya memiliki tabungan cadangan.
Data dari hasil riset Financial Fitness Index (FFI) 2024 yang diselenggarakan oleh Bank OCBC menunjukkan bahwa hanya sekitar 41% responden yang memiliki dana darurat sejumlah 6 kali gaji bulanan. Namun angka tersebut sebenarnya meningkat sekitar 12% dari periode sebelumnya. Ini menunjukkan adanya kesadaran akan literasi keuangan di kalangan anak muda.
Tak jarang, first jobber khususnya generasi Z tergoda dengan tren terbaru, baik itu fashion, gadget, atau mungkin gaya hidup mewah lainnya. Jika hal seperti ini tidak dikontrol, maka bisa membuat pengeluaran membengkak dan bahkan jadi sulit menabung.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan yang namanya pemborosan bagi first jobber. Sebab, banyak dari mereka merupakan generasi yang sebelumnya mendapatkan kesulitan hidup saat masih kecil. Kerap kali orang tua mereka tidak bisa membelikan apa yang mereka inginkan, bahkan seperti makanan. Akibatnya, ketika mereka sudah dewasa dan bisa mencari uang sendiri, mereka cenderung boros. Hal ini sebagai bentuk ‘balas dendam’ terhadap apa yang sudah mereka alami saat kecil.
Jika kamu ingin menghindari masalah-masalah di atas, berikut beberapa tips manajemen keuangan yang bisa mulai kamu terapkan sejak dini:
Langkah pertama dalam mengelola keuangan adalah dengan membuat anggaran bulanan. Tentukan alokasi gaji untuk memenuhi kebutuhan pokok, menabung, investasi dan hiburan. Kamu bisa menggunakan metode 50/30/20.
Jadi, 50% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, tagihan, dan sewa tempat tinggal bila ada. Selanjutnya, 30% dari penghasilan bulanan digunakan untuk memenuhi keinginan seperti hiburan, hobi, dan gaya hidup. Sisanya sekitar 20% untuk tabungan dan investasi.
Agar kamu lebih disiplin dalam menabung, kamu bisa menggunakan rekening terpisah khusus untuk tabungan, dana darurat, dan rekening untuk menerima gaji. Dengan cara ini, kamu tidak akan tergoda untuk menggunakan uang tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dana darurat adalah penyelamat saat melalui masa-masa sulit. Idealnya, kamu perlu memiliki dana darurat sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Jika kamu masih lajang, kamu bisa menyisihkan sekitar 5-10% dari gaji bulanan untuk keperluan dana darurat.
Hidup mandiri dan bisa menghasilkan uang sendiri memang sebuah pencapaian. Namun jangan sampai kamu terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Sebab, generasi muda saat rentan mengalami gaya hidup ini. Bahkan banyak produk-produk keuangan yang membuat para muda-mudi ini cenderung konsumtif, salah satunya layanan paylater.
Untuk itu, sebelum membeli sesuatu tanyakan pada diri sendiri apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut. Selain itu, tanyakan pula pada diri sendiri apakah kamu bisa membelinya tanpa mengorbankan kebutuhan prioritas dan apakah ada alternatif yang lebih murah. Dengan mengajukan pertanyaan ini pada diri sendiri, maka kamu bisa lebih bijak dalam membelanjakan uang.
Selain beberapa tips di atas, penting juga untuk terus meningkatkan literasi keuangan. Sebab, tak ada yang lebih berharga dari pengetahuan. Makin banyak kamu belajar tentang keuangan, makin baik pula keputusan yang bisa kamu ambil.
Ingat, keputusan finansial yang kamu buat hari ini akan sangat berpengaruh terhadap masa depan kamu. Jadi, yuk mulai belajar mengatur keuangan dengan bijak.